Thursday, 18 February 2016

Gerhana Matahari Di Indonesia


Menyambut Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

Gerhana matahari total
"Ini kan pagi hari, kok gelap sih?" Pertanyaan seperti itu bisa jadi muncul saat terjadinya gerhana matahari total. Gerhana matahari muncul saat tertutupnya piringan Matahari oleh piringan Bulan. Hal ini berlangsung apabila posisi Matahari-Bulan-Bumi berada pada posisi sejajar. Karena besar ukuran piringan Matahari dan bulan di langit hampir sama, adakalanya seluruh piringan Matahari tertutupi sempurna oleh piringan Bulan, terjadilah Gerhana Matahari total.

Namun karena orbit Bumi mengelilingi Matahari tidak berupa lingkaran sempurna, ada kala jarak antara Bumi dan Matahari berubah dan piringan Matahari terlihat lebih besar daripada ukuran rata-ratanya. Pada saat itulah, piringan bulan tidak dapat menutupi piringan Matahari sepenuhnya sehingga meninggalkan piringan emas dari piringan matahari yang tidak tertutupi. Inilah yang disebut gerhana matahari cincin.

Selain gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin, terdapat pula jenis Gerhana Matahari sebagian yang terjadi bila piringan Matahari tertutupi sebagian oleh piringan bulan. Sedangkan gerhana Matahari hibrida adalah jenis gerhana matahari yang bergiliran antara gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total.

Gerhana Matahari total merupakan feenomena alam yang sangat menarik. Banyak orang bukan hanya pecinta astronomi, untuk sebisa mungkin pergi ke daerah lintasan gerhana untuk menyaksikan langsung fenomena tersebut. Dan, tahun 2016 Indonesia sangat beruntung karena beberapa wilayahnya akan menjadi lintasan gerhana matahari total. Fenomena langka ini akan terjadi pada tanggal 9 Maret 2016.

Lintasan gerhana matahari total 9 Maret 2016 mendatang akan menyapu sejumlah kota besar mulai dari Palembang, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, sampai Ternate dan daerah lainnya di seluruh Indonesia. Gerhana Matahari total akan terjadi pada pagi hari beberapa jam setelah matahari terbit, sehingga Matahari terlihat pada arah timur. Di Palembang, gerhana Matahari mulai berada pada fase total pada pukul 07.20 WIB. Sedangkan di Ternate, Gerhana Matahari fase totalnya mulai terjadi pada pukul 09.51 WITA. Durasi fase totalnyapun kurang dari 3 menit, cukup singkat kan.

Fenomena yang Sayang untuk Dilewatkan

Pada dasarnya adalah aman untuk mengamati Gerhana Matahari selama mengikuti standar keamanan. Sinar matahari dengan intensitas tinggi mempu merusak mata asehingga mengakibatkan kebutaan. Pengamatan langsung dapat dilakaukan dengan menggunakan penapis atau filter matahari yang berfungsi untuk mengurangi intensitas matahari yang masuk ke mata kita. Filter ini ada berbagai macam biasanya digunakan pada kacamata matahari dan digunakan untuk melengkapi alat optik seperti binokuler atau teleskop.
Karena itu kita perlu mempersiapkan peralatan pengamatan beberapa hari sebelumnya dan mencari tempat pengamatan yang memppuanyai arah pandang ke timur yang tidak terhalang oleh gedung atau bukit. Jangan lupa untuk mencatat waktu untuk setiap perubahan luasan piringan Matahari yang tertutup piringan bulan. Catatan waktu kita akan berguna untuk penelitian baik peneliti profesional maupun amatir.
Selain dengan filter matahari, cara aman lainnya adalah dengan menggunakan prinsip proyeksi pada sebuah bidang. Sinar matahari yang melewati teleskop diproyeksikan ke sebuah kertas, sehingga kita bisa melihat gambar lingkaran matahari di kertas tersebut.
Pinhole atau lubang jarum juga bisa dijadikan alternatif pengamatan gerhana matahari. Pinhole ini dapat dibuat dengan cara sederhana. Kotak bekas sepatu yang dilubangi salah satu sisinya dengan ukuran lubang sebesar jarum dapat menruskan sinar matahari sehingga jatuh pada sisi kotak lainnya. Kita dapat melihat gambar lingkaran matahari yang jatuh pada  kotak tersebut. Nah, sekarang kita tahu kan ternyata pengamatan gerhana matahari bisa kok dengan peralatan yang tidak mahal asal penggunaaannya dilakukan dengan cara yang benar.

Eksperimen Sederhana

Apa yang dapat kita lakukan lebih dari hanya sekedar menikmati pemandangan gerhana ini? Kita dapat melakukan eksperimen sederhana yang menarik untuk mengamati seberapa akurat prediksi daerah transisi. Guru dan siswa dapat bekerja sama dengan sekolah-sekolah disekitarnya untuk mencatat bentuk piringan Matahari dan membandingkannya dengan data dari sekolah lain. Selain itu, ada pula fenomena Baily's Bead atau mutiara Baily yang bisa kita lihat saat momen-momen memasuki fase totalitas. Hal ini terjadi karena masih ada sinar matahari yang bisa menerobos celah pada permukaan bulan yang berasal dari lembah dan bukit disepanjang piringan bulan.
Bentuk penelitian yang tidak kalah menarik adalah dari aspek biologi terutama perilaku hewan. Pada saat fase totalitas, langit menjadi gelap seperti layaknya memasuki senja hari. Hewan malam seperti kelelawar akan mengira hari memasuki malam dan bersiap untuk mencari makan keluar gua, burung hantu akan menjadi semakin waspada, sementara hewan ternak akan bersiap untuk tidur. Kegelapan ini tentu akan membuat kebingungan ketika hanya berlangsung seketika dan hari kemudian kembali menjadi terang. Hal ini disebabkan hewan-hewan akan mengindera keadaan disekitar sebagai pertanda waktu  yang mengatur siklus biologis.
Gerhana Matahari total dan  gerhana matahari sebagian pada tanggal 9 Maret 2016 amatlah sayang untuk dilewatkan, karena peristiwa ini sangat jarang terjadi kembali di suatu tempat. Gerhana Matahari dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk belajar tentang Ilmu Pengetahuan Alam khususnya Astronomi. Jadi, persiapkan peralatan dari sekarang dan terus belajar tentang gerhana. Mari sambut gerhana matahari 9 Maret 2016 dengan suka cita.
Info lebih lanjut dapat dilihat di http://gerhana.langitselatan.com dan http://gerhana-indonesia.id

No comments:

Post a Comment